header ads

Sunday, June 23, 2019

Dewi365 || Biografi Singkat Gabriel Omar Batistuta Yang Melegenda


Dewi365 Situs Betting Online & Agen Poker Terpercaya - Gabriel Omar Batistuta (lahir 1 Februari 1969) atau yang lebih di kenal dengan julukan Batigol, adalah seorang mantan pesepakbola profesional yang banyak menghabiskan karier bermain sepakbolanya sebagai seorang striker haus gol di sebuah klub sepakbola di Firenze - Italia, ACF Fiorentina (La Viola), dan dia adalah pencetak gol terbanyak urutan ke-9 sepanjang masa di liga Serie A Italia, dengan koleksi 184 gol dalam 318 pertandingan yang dia ikuti antara tahun 1991 sampai 2003. Di level Internasional, Batistuta adalah Top Skor sepanjang masa team nasional Argentina, dengan 56 gol di 78 pertandingan team nasional yang telah dia ikuti, termasuk mengikuti 3 kali Piala Dunia berturut-turut pada tahun 1994 di Amerika Serikat, tahun 1998 di Perancis & terakhir pada tahun 2002 di Korea & Jepang. Pada tahun 2004, namanya dimasukan kedalam daftar FIFA 100 atau daftar "125 Greatest Living Footballers".


Ketika ACF Fiorentina, klub yang dia bela terdegradasi ke Serie B pada tahun 1993, Batistuta tetap setia membela klub-nya dan membantu ACF Fiorentina untuk kembali lagi berlaga di Serie A setahun kemudian. Untuk menghormati kesetiaan & jasa-jasanya atas klub kesayangan warga Florence, kemudian para fans membuat sebuah replika patung perunggu dirinya pada tahun 1996 yang kemudian diletakan di depan stadion kebanggaan mereka yaitu Stadion Artemio Franchi. Dia tidak pernah menjuarai Serie A bersama Fiorentina, tetapi ketika dia pindah ke klub AS Roma pada tahun 2000, dia akhirnya berhasil menjuarai kompetisi Serie A sekaligus menyempurnakan karier sepakbolanya di Italia. Beberapa tahun kemudian ia bermain di sebuah klub di Qatar yaitu Al-Arabi sebelum kemudian ia pensiun di tahun 2005.


Kehidupan Pribadi

Batistuta lahir pada 1 Februari 1969, dari pasangan Omar Batistuta dan Gloria Batistuta, di sebuah kota yang bernama Avellaneda, di provinsi Santa Fe - Argentina, tetapi tumbuh & besar di kota Reconquista. Dia memiliki 3 orang adik perempuan yang bernama Elisa, Alejandra dan Gabriela.

Pada usia 16 tahun, dia bertemu dengan Irina Fernández yang lima tahun kemudian atau pada 28 Desember 1990 menjadi istri sah-nya, mereka menikah di Gereja Saint Roque. Pasangan tersebut kemudian pindah ke kota Florence di Italia tahun 1991 dan setahun kemudian anak mereka yang pertama "Thiago" lahir. Berkat permainan sepakbolanya yang mengagumkan baik bersama klub-nya di liga Italia maupun bersama team nasional Argentina, Batistuta memperoleh popularitas dan materi yang melimpah. Dia sempat membintangi beberapa iklan TV dan juga di undang bermain dalam beberapa TV show, tetapi dengan semua yang telah dia dapatkan itu dia tetap seorang pria rumahan yang low-profile.

Video 10 gol terbaik Gabriel Omar Batistuta


Di tahun 1996, setelah kemenangan Fiorentina 2-1 atas AC Milan, dia merayakan gol-nya dengan mengatakan Te amo, Irina ('Aku Cinta Kamu, Irina', kepada istrinya) di depan kamera. Pada tahun 1997, anak kedua Batistuta "Lucas" lahir, dan anak ketiganya "Joaquín" menyusul pada tahun 1999, beberapa waktu kemudian anak keempatnya "Shamel" pun lahir. Tahun 2000, Batistuta dan keluarganya pindah ke kota Roma, karena ia akan bermain untuk klub barunya AS Roma yang kemudian di bawanya menjadi Scudetto. Dua tahun setelah Shamel lahir, Batistuta di pinjamkan ke Intermilan. Kemudian pada tahun 2002, setelah lebih dari 10 tahun menetap di Italia, mereka sekeluarga pindah ke Qatar karena Batistuta akan bermain membela klub Al-Arabi untuk beberapa waktu.

Batistuta mengakhiri karier sepakbolanya di klub Al-Arabi, ia pensiun pada bulan maret 2005, setelah berkali-kali mengalami cidera yang membuat dia tidak bisa bermain. Setelah pensiun kemudian ia pindah ke Perth, Australia.


Karier Internasional

Pada tahun 1991, Batistuta terpilih untuk mewakili Argentina di kompetisi Copa America yang di selenggarakan di chili, dan menjadi top skor di akhir kompetisi dengan 6 gol serta mengantarkan Argentina menjadi juaranya.

Pada tahun 1993, Batistuta kembali bermain di turnamen Copa America, yang kali ini diselenggarakan di Ekuador, dan Argentina kembali menjadi juaranya. Piala dunia 1994 yang di selenggarakan di Amerika Serikat, sangat mengecewakan: setelah start yang menjanjikan, di babak 16 besar Argentina di kalahkan Rumania. Moral para pemain menjadi drop karena terpengaruh dengan hukuman doping yang di buat Diego Maradona. Di luar kekecewaan yang di alami Argentina, Batistuta mencetak 4 gol dari 4 pertandingan yang ia ikuti, termasuk hatrick yang ia cetak ketika melawan Yunani di pertandingan pembukaan.

Pada saat masa pertandingan kualifikasi untuk Piala Dunia 1998 (dengan mantan pelatihnya di River Plate Daniel Passarella yang ketika itu melatih team nasional Argentina) Batistuta melewatkan banyak pertandingan karena bersebrangan dengan peraturan pelatih termasuk salah satunya tidak boleh berambut panjang. Tetapi kemudian masalah bisa terselesaikan dan Batistuta dapat bermain pada pertandingan pertama Piala Dunia 98 melawan Jamaika. Pada pertandingan itu ia mencetak hatrick keduanya di Piala Dunia, menjadi pemain ke-4 yang bisa melakukannya (setelah Sándor Kocsis, Just Fontaine, and Gerd Müller) dan menjadi yang pertama membuat hatrick di dua Piala Dunia berturut-turut. Sayangnya, Argentina akhirnya tereleminasi dari Piala Dunia 98 di pertandingan kontroversial dengan Belanda lewat gol di menit terakhir Dennis Bergkamp saat skor masih 1-1 hampir di sepanjang pertandingan, padahal sebelumnya wasit sudah hampir memberikan penalti untuk Argentina andai saja Ortega tidak berulah & menyebabkan kartu merah untuknya.


Setelah hasil-hasil yang bagus pada saat kualifikasi untuk Piala Dunia 2002, harapan sangat tinggi agar Argentina bisa menjuarai Piala Dunia 2002 yang saat itu di manajeri oleh Marcelo Bielsa, dan Batistuta mengumumkan bahwa ia akan pensiun dari team nasional pada akhir kompetisi, dimana Argentina diharapkan untuk menang. Tetapi Argentina masuk ke dalam "group of death", mereka hanya bisa menang tipis dari Nigeria dan kemudian kalah dari musuh bebuyutannya Inggris 1-0 lalu seri 1-1 melawan Swedia. Ini berarti penampilan terburuk mereka dalam Piala Dunia sejak tahun 1962 karena pertama kalinya tidak bisa lolos dari penyisihan group.

No comments:

Post a Comment